Alex Marquez 'Merasa Sendirian' di Musim Terakhir Honda

Pada musim yang secara u🌳mum buruk bagi Honda, dengan RC213V hanya mencetak dua podium dan berada di urutan terakhir klasemen konstruktor, Alex Marquez bisa dibilang memiliki versi paling tidak kompeititf di grid.
Bukan hanya dia membalap untuk tim satelit LCR, tapi pasokan suku cadang baru dari Honda pun sirna setelah Alex memastikan kepindahan ke Gresini Ducati🌳 untuk musim 2023.
Hasil akhirnya hanya 50 🔥poin selama 20 putaran, ke-17 di kejuaraan dunia dengan tiga finis sepuluh besar, yang terbaik adalah tempat ketujuh di Portimao.
Singkatnya, Marquez telah mencetak 74 poin (dan d꧂ua podium) selama 14 putaran s📖ebagai rookie di Repsol Honda pada tahun 2020, dan kemudian 70 poin pada tahun lalu.
Berbicara pada peluncuran tim hari Sabtu, pemain berusia 26 tahun itu mengakui bahwa 'penderitaan' yang dia alami musim lalu berdampak 🐭buruk pada mentalnya.
- TAMPILAN PERTAMA: Corak Bar✃u Gresini untuk MꦫotoGP 2023
- A🥀l💜ex Marquez: Semuanya Memulai dari Nol, tapi Marc Favorit
- Gresini Pede Marqไuez Bisa Mengulang Tantangan Gelar Basti෴anini
“Memang benar setelah tes Valencia saya beristirahat, karena saya sedikit di batas kepala tentang motor dan semua ini. Saya menyelesaikan musim sedikit di b🔥atas untuk semua situa꧅si,” kata Marquez.
“Seperti yang saya sebutkan berkali-kali, saya merasa sedikit sendirian di dalam kotak, tapi itu sesuatu dari masa lalu sekarang. Ya, saya menderiꦫta, tetapi saya juga belajar dari situasꦅi itu.
“Itu tidak mudah untuk semua orang. Menderita dengan motornya, menderita dengan [suku cadang] dan semua ini, tapi saya tidak bisa mengeluh tentang tim LCR. Mereka telah ada bersamaku sepanjang waktu. Saya memiliki kru yang sangat bagus dan di Valencia sangat emosional untuk meninggalkan tim, tetapi itu adalah 𓂃sesuatu yang saya butuhkan.
“[Bergabung dengan Gresini Ducati] adalah kesempa꧟tan besar bagi saya. Saya merasakan sambutan yang sangat baik dan hangat di ꧙Valencia. Saya pergi ke pabrik Ducati pada bulan Desember.
"Jadi perasaan dan emosinya luar biasa, motivasinya tinggi seperti biasanya karena musim lalu saya berada dalam situasi yang sulit tetapi saya tidak pernah ke⛦hilangan motivasi dan sekarang kami harus terus seperti ini.”

Mengapa pabrikan Eropa unggul di MotoGP
Kemenangan gelar MotoGP Francesco Bagnaia adalah kali kedua pabrikan Eropa memenangkan mahkota 500cc/MotoG♏P dalam 48 tahun terakhir, setelah Casey Stoner juga bersama Ducati pada tahun 2007.
Namun perasaannya adalah bahwa merek Jepang yang dulunya dominan, sekarang hanya tersisa Honda 🌸dan Yamaha, secara teknis t𒁃elah kehilangan keunggulan melawan pendekatan pengembangan yang lebih agresif dari pabrik-pabrik Eropa.
Memang, mu🎉sim lalu Ducati, KTM dan Aprilia memenangkan gabungan 17 dari 20 balapan, tiga kemenangan lainnya diraih oleh juara bertahan Yamaha Fabio Qua🔴rtararo.
“Sepertinya pabrikan Eropa memiliki beberapa keuntungan, tapi itu bukan keuntungan hanya karena mereka [berbasis] di Eropa atau semacamn𒁃ya,” tegas Marquez.
“Tidak, mereka memiliki mentalitas [berbeda] dalam beker♛ja yang saat ini merupakan keuntungan bagi pembalap mereka.. Mereka jauh lebih cepat melakukan [s🐼uku cadang] baru dan semua ini.
“Saya pikir sekarang Ducati ad🌄alah reꩵferensi [jadi] saya berada di tempat yang bagus.”
Marquez mengambil al𒆙ih kursi Gresini dari pemenang balapan 2022 empat kali Enea Bastianini, yang telah dipromosikan ke tim pabrikan bersama Bagnaia.

Joining&n🦂bsp;mahbx.com in 2021🍎 as an Editor for the Indonesian Edition, Derry oversees most of the Indonesian articles on the site.