Suppo Klaim Suzuki Pabrikan Jepang 'Terkuat' saat Tinggalkan MotoGP

ꦬDengan dua kemenangan dari tiga balapan MotoGP terakhirnya, Suzuki meninggalkan kejuaraan sebagai pabrikan Jepang 𝐆terkuat.

Livio Suppo
Livio Suppo

Itu adalah pendapat dari mantan Team Manager Livio Suppo, yang sebelumnya memimpin Ducati dan Hond🤪a menuju kejayaan gelar sebelum bergabung ke Suzuki untuk musim terak✱hirnya di MotoGP.

Di tengah keterpurukan pabrikan Jepang yang tersisa di MotoGP, Honda dan Yamaha, Suppo menjelaskꦇan rahasia dari kesuksesan Suzuki pada hari-hari terakhirnya di kejuaraan.

"Kunci utamanya adalah Anda perlu memiliki teknisi [yang berbasis] di Eropa," jawab Suppo sa🌜at ditanya oleh mahbx.com apakah Honda dan Yamaha perlu memindahkan pusat proyek MotoGP mereka dari Jepang ke Eropa.

“Organisasi Suzuki bagus. Di trek, ada banyak orang Eropa. Dan orang Jepang mendengarkan apa ya💦ng mereka katไakan.

"Saya pikir itu adalah rahasia dari Suzuki.

“Karena suka atau tidak, ketika Su♐zuki mundur, saya yakin kami adalah pabrikan Jepang terkuat. Faktanya, kami memenangkan dua dari tiga balapan terakhir.

“Jadi [tata letak mesin] inline, dengan aerodinamis yang tidak terlalu banyak, dan lainnya masih mampu bersaing untuk mer꧒aih kemenangan.

“Tentu saja Alex [Rins] adalah pembalap 🐈yang sangat kuat. Tapi motornya cukup bagus dan saya pikir rahasianya a🔴dalah hubungan antara teknisi Eropa di tim dan insinyur [desain] di negara asal mereka [Jepang].”

Kabar baiknya untuk Honꩲda bahwa tokoh kunci dari 'hubungan spesial' tersebut adalah Ken Kawauchi, yang direkrut oleh HRC sebagai Technical Manager mereka di MotoGP setelah mundurnya Suzuki.

“Di sisi ini, Kawauchi-san melakukan pekerjaannya dengan baik dan itulah mengapa ketika merek🎀a merekrutnya ke Honda, saya berharap Honda melakukan sesuatu yang lebih b🦂aik, sejujurnya,” kata Suppo.

“Tapi dia baru berada di sana sejak Sepang tahu♛n lalu, jadi waktunya💧 sangat singkat.

"Dan tampaknya pada tes Valencia, motor⛄ 2024 yang pertama kali diuji Luca Marini tampaknya sudah selangkah lebih maju.

“Jadi mungkin pekerjaan yang mereka lakukan musim lalu ꦬmenunjukkan sesuatu sek🦹arang.”

Kepergian Suzuki dari MotoGP 'bukan soal uang'

Alex Rins at Suzuki
Alex Rins at Suzuki

Peny🦄ebab kepergian mendadak Suzuki dari MotoGP masih menjadi misteri sampai saat ini.

Skuat Hamamatsu meraih gelar deng𓆏an Joan Mir tahun 2020, dan pada awal 2022, memiliki lima kemenangan (Alex Rins 3, Mir 1 dan Vinales 1) meski beroperasi denওgan anggaran yang terbatas.

Sebelumnya Suzuki berkom𓆏itmen tetap di MotoGP sampai setidaknya 2026, dengan Rins dan Mir menun༺ggu kontrak 2023.

Dengan latar belakang itulah Suppo menukangi Suzuki, yang tidak mem𒁃iliki manajer sejak Davide Brivio hengkang ke Alpine F1 pada tahun 2021.

Tapi hanya beberapa berselang kemudian, anggota dewan Suzuki di Jepang memutuskan unt🌟uk tidak melanjutkan proyek MotoGP mereka.

"Tidak ada yang bisa kami lakukan.. Saya, Sahara-san [Shinichi Sahara, Project Leader Suzuki di MotoGP], Ken Kawauchi [Technical Manager Suzuki MotoGP], kami berusaha keras tapi tidak ada kesempatan untuk m�♔�eyakinkan mereka untuk bertahan," kata Suppo.

"Sekalipun [mengajukan] pengurangan biaya dan berupaya untuk membuat sꩵegala sesuatunya sedikit lebih mudah, itu tidak mungkin.

“Jadi, itu berarti 🦂keputusan itu bukan terkait uang.”

Suppo fokus 'menjual semuanya'

Saat tim rival merekrut sebagian besar staff Suzuki, termasuk Rins dan Mir yang pindah k🌠e Honda, Suppo menjadi satu dari sedikit pegawai terakh🅷ir Suzuki untuk 2023.

"Tahun👍 lalu saya dan Roberto Brivio [Koordinator Tim] terlibat dalam upaya menjual semua barang tim, karena alasan administrasi🐭 semuanya terkait dengan Suzuki Italia,” jelas Suppo.

"Bengkel [logistik] berada di dekat Milan, dengan seluruh truk, krat, dan lainny🍃a.

"Roberto melakukan pekerjaan bagus. Pada dasarnya kamꦡi menjual 💎semuanya.

"Jadi sayangnya ini adalah tahun kedua saya di Suzuki. Daripada mencoba membangun sesuatu, saya coba menjua🃏l segalanya!”

Apakah Suppo, yang mundur dari posisi T♑eam Manager Repsol Honda setelah gelar keempat Marc Marquez pada akhit 2017, masih akan bergabung dengan Suzuki jika ia tahu tim akan tutup di akhir tahun?

“Sulit untuk m🔜engatakannya. Satu-satunya syarat yang s𝄹aya berikan ketika menandatangani kontrak dengan Sahara-san adalah kontrak satu tahun tidak cukup bagi saya,” jawab Suppo.

"Juga, saat saya bergabung dengan mereka, Suzuki beberapa bulan sebelumnya mengumumkan bahwa mereka baru saja memperpanjan♈g kontrak dengan Dorna untuk lima tahun ke depan.

"Jadi sangat sulit pada awal 2022 untuk 🔴memprediksi bahwa setelah beberapa bulan mereka akan mengubah pemikiran mereka.

“Bagaimanapun, ini merupakan pengalaman yang luar biasa. Aku sadar, suka atau tidak, ini adalah pekerjaan saya. Saya suka MotoGP. Sayangnya, saat ini tidak ada yang terjadi, tetapi Anda ♓tidak pernah tahu…”

Dari tiga besar manajemen Su⛎zuki MotoGP, hanya Ken Kawauchi yang tetap aktif di kejuaraan. Sementara itu Project Leader Sahara dan Supp𝕴o tidak demikian.

“Saya hanyaܫ bekerja sama dengan Sahara-san selama satu tahun, tapi saya sangat mᩚᩚᩚᩚᩚᩚ⁤⁤⁤⁤ᩚ⁤⁤⁤⁤ᩚ⁤⁤⁤⁤ᩚ𒀱ᩚᩚᩚenghormatinya,” kata Suppo.

“Saya tahu betapa dia menderita karena situasi [keluar dari MotoGP] dan seberapa🌞 besar gairah yang dia miliki untuk balapan.

“S𝔉angat disayangkan orang-orang sepertiꦍ Sahara-san tidak lagi terlibat di MotoGP.”

Read More